Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Guntur Sakti mengatakan bazar Imlek tahun 2024 di Kota Tanjungpinang mampu menggairahkan ekonomi dan pariwisata daerah.
“Target kita itu bukan hanya menarik kunjungan wisatawan, tetapi agenda semacam bazar Imlek ini tentu akan menggerakkan dan menggairahkan roda ekonomi daerah,” kata Guntur Sakti di Tanjungpinang, Selasa.
Selain itu, kata Guntur, dengan adanya bazar Imlek akan membuka peluang lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat. Bazar Imlek ini sudah mulai tren di kalangan masyarakat Tanjungpinang dan wilayah Kepri sekitarnya.
Hal ini sangat berdampak positif, mengingat Tanjungpinang akan semakin dikenal dan kunjungan wisatawan tahun 2024 diharapkan terus meningkat.
“Bazar Imlek itu agenda yang sangat bagus, dan saya rasa masyarakat Batam ada yang mulai datang ke Tanjungpinang karena melirik acara ini,” ucap Guntur.
Pelaksanaan bazar Imlek di Tanjungpinang digelar di Jalan Merdeka dan Jalan Teuku Umar. pengunjung akan disambut dengan ratusan tenda stan bernuansa merah serta ratusan lampion merah yang identik dengan perayaan Imlek.
Bazar digelar setiap tahunnya menjelang perayaan Imlek. Kegiatan ini menjadi peluang bisnis bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang membuka stan atau anjungan jualan di sini. Tahun ini, ada sekitar 300 stan UMKM yang berpartisipasi, naik sekitar 50 persen dari tahun lalu.
“Bazar ini sudah dimulai sejak 12 Januari 2024 dan akan ditutup pada 8 Februari 2024 atau sebelum perayaan Imlek,” kata Penjabat Wali Kota Tanjungpinang, Hasan.
Menurut Hasan keberagaman nilai budaya Tionghoa cukup khas dan memiliki potensi besar terhadap pariwisata di Tanjungpinang. Apalagi bazar Imlek sudah cukup dikenal dan selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat maupun para wisatawan, sehingga menjadi nilai tambah bagi pusat ibu kota di Provinsi Kepri tersebut.
“Bazar Imlek menjadi peluang bagi pengusaha kecil berjualan, menjadi daya tarik wisatawan asing sekaligus membantu para pelaku UMKM dalam mempromosikan produk-produk baru di arena pasar malam,” tuturnya.
Hasan mengatakan pemerintah akan terus mendorong kegiatan serupa, karena dinilai mampu menggairahkan perekonomian dan meramaikan kawasan Kota lama.
“Tanjungpinang memiliki potensi wisata sejarah, religi, dan atraksi. Keberagaman budaya yang tentu menjadi suatu kebanggaan dan ini sangat membantu mendorong perekonomian,” ucap Hasan.
Seorang pegiat UMKM, Siti mengatakan bazar Imlek merupakan kesempatan baginya untuk mempromosikan produk kulinernya. Ia mengaku omzetnya meningkat sejak berjualan di bazar Imlek, yaitu sekitar Rp500 ribu sampai Rp1 juta per hari.
Siti juga mengapresiasi panitia bazar pemerintah daerah yang telah memberikan fasilitas dan kemudahan bagi UMKM untuk berjualan di bazar Imlek. Ia berharap, kegiatan seperti ini bisa terus dilakukan setiap tahunnya.
“Saya berterima kasih kepada penyelenggara dan pemerintah yang sudah memberikan kesempatan kepada kami untuk berjualan di sini. Fasilitasnya juga bagus, ada tenda dan listrik,” kata Siti.